ONDE-ONDE


     Bagi saya onde-onde adalah makanan istimewa tidak hanya karena proses dan rasanya yang istimewa, tapi juga karena onde-onde memiliki sejarah yang sangat istimewa. Onde-onde sudah ada di Indonesia sejak jaman majapahit dulu. Sebenarnya kue ini berasal dari tiongkok yang dibawa ke nusantara dan kemungkinan diperkenalkkan oleh laksamana Cheng Ho dari dinasti Ming. Awalnya sih isian onde berupa pasta gula merah sehingga rasanya manis. Di Indonesia kemudian dimodifikasi dengan kacang hijau, sehingga rasanya lebih gurih dan legit. Saat itu onde-onde merupakan menu istimewa yang biasa dihidangkan sebagai persembahan pada saat tahun baru cina. Bentuknya yang mengembang saat digoreng, merupakan lambang harapan dan perkembangan usaha.
      Seperti dikutip dari istanabundavian.com, onde-onde ini mulai dibuat pada masa dinasti Zhou  yang disajikan untuk para tukang kayu dan tukang bangunan yang sedang membangun istana kekaisaran. Konon katanya kue ini perlambang keselamatan dan kebersamaan. Nah, pada saat dinasti Tang, Onde-onde menjadi makanan istimewa kekaisaran.

      Ada dua tahapan dalam membuat onde-onde. Tahap pertama, membuat isian. Isian bisa dibuat dari kacang ijo kupas (tanpa kulit) dan bisa juga  kacang ijo biasa. Saya lebih sering membuat isian menggunakan kacang ijo tanpa kulit meski harganya lebih mahal sedikit tapi lebih bersih dan warnaya lebih menarik.
      Bisanya saya merebus kacang ijo terlebih dahulu dalam air mendidih sampai lunak dan airnya habis, kemudian menambahkan santan sampai adonan kental  seperti dodol baru kemudian ditambahkan gula. Setelah penambahan gula, adonan biasanya akan sedikit mencair. Nah, pada tahap ini, adonan harus terus diaduk, supaya bagian bawahnya tidak gosong. 
      Bagi saya, bagian ini adalah bagian yang terberat, karena pada awal penambahan gula adonan akan meletup-letup, jadi harus hati-hati supaya ngga kecipratan. Gunakan pengaduk kayu yang panjang supaya tangan kita aman dari letupan adonan. Pengadukan terus dilakukan sampai adonan mengental dan kering. Ciri-ciri adonan sudah kering, ketika adonan diangkat menggunakan pengaduk kayu tidak langsung jatuh tapi menempel di pengaduk kayu. Hal ini memudahkan kita ketika memberntuk isian, karena isian tidak akan lengket di tangan. Isian yang sudah jadi bisa dibentuk bulatan-bulatan kecil dan disimpan dalam lemari es dalam wadah tertutup rapat. 


      Tahap kedua adalah membuat kulit. Tahap ini dilakukan pada saat akan menggoreng onde-onde. Tidak ada yang istimewa pada tahap ini. Tepung ketan dan tepung beras bisa langsung diuleni dengan air gula hingga kalis. Kemudian ambil sedikit adonan, pipihkan dan isi dengan adonan isian, bulatkan,  masukkan ke dalam wijen hingga rata lalu bulatkan kembali dengan kedua tangan supaya wijen melekat pada adonan. 
      Tahap ketiga yang lumayan perlu mendapatkan perhatian adalah menggoreng. Panaskan minyak, tapi jangan terlalu panas ya. Biasanya saya memanaskan minyak dengan api besar kurang lebih 3-5 menit. Kemudian adonan onde dimasukkan ke dalam wajan, (Jangan terlalu penuh, usahakan adonan terendam minyak),  lalu api dikecilkan. Tunggu beberapa saat, lalu balik adonan. Setelah adonan mengambang dalam minyak, adonan harus terus diaduk supaya bentuknya tetap bulat. Goreng hingga kuning keemasan atau sesuai selera. Biasanya warna akan sedikit turun ketika diangkat. Oh ya, suhu minyak yang terlalu panas dan minyak yang terlalu sedikit dapat menjadi penyebag onde-onde meledak saat digoreng.


Resep Onde-onde

Bahan :
Bagian A : Isian
1 kg    Kacang ijo
2 liter  Air (untuk merebus)
1 liter  Santan (Kara 200 ml + air hingga 1 liter)
800 g  Gula Pasir
2 lbr    Daun Pandan
Garam dan Vanili secukupnya

Cara :

  1. Cuci bersih kacang ijo, rebus dalam 2 liter air yang telah dididihkan. Biarkan sampai lunak dan airnya habis.
  2. Masukkan santan, aduk rata, kemudian panaskan lagi hingga mengental. 
  3. Masukkan gula, aduk rata, lalu panaskan kembali dan aduk terus hingga adonan kering.
  4. Dinginkan dan cetak bulat-bulat sesuai selera. simpan dalam lemari es 

Bagian B : Kulit
500 g  Tepung ketan putih
50 g    Tepung beras 
175 g   Gula Pasir
500 ml Air hangat 
garam dan vanila secukupnya

Cara :
  1. Larutkan gula, garam dan vanila dalam 500 ml air hangat hingg larut.
  2. Campur dalam wadah kering, tepung ketan dan tepung beras, uleni dengan air gula hingga dapat dipulung dan dicetak
  3. Ambil sedikit adonan, pipihkan, isi dengan adonan isian, lalu bulatkan
  4. Masukkan ke dalam wijen. Kemudian di bulakan dengan kedua tangan supaya wijen melekat.
  5. Goreng hingga kuning keemasan.
Enjoy ❤

Comments

Popular Posts